PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
SEJARAH DAN DEFINISI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DISUSUN OLEH :
AMRINA
DOSEN PEMBIMBING:
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN GPAI SD
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Segala sesuatu yang hidup di alam
ini, senantiasa mengalami proses tumbuh dan berkembang. Salah satunya adalah perkembangan
yang dialami oleh manusia. Bila membicarakan tentang manusia, kita tidak dapat
terlepas dari mengamati dan memahami tentang proses tumbuh dan berkembang dari
manusia dan juga tentang kejiwaan atau psikologi yang dialami oleh
masing-masing individu tersebut. Maka dari itulah sangat diperlukan sebuah ilmu
yang dapat mempelajari berbagai macam hal mengenai proses berkembangnya
masing-masing individu bila dilihat dari kejiwaannya atau psikologinya. Psikologi
perkembangan mempelajari tentang perkembangan anak manusia sejak ia lahir
sampai proses kedewasaannya. Semakin hari semakin dirasakan pentingnya
pengetahuan tentang psikologi perkembangan. Hal ini dikarenakan psikologi
perkembangan sangatlah membantu orang tua, guru, serta para psikolog dalam
mempelajari berbagai macam perkembangan masing-masing individu.
Pada awalnya psikologi berkembang
dalam bidang filsafat yang dikenal sebagai induk dari berbagai ilmu. Di dalam
perkembangannya kemudian, psikologi juga banyak diminati oleh para ahli di
bidang kedokteran. Kelompok inilah kemudian yang berjasa menjadikan psikologi
sebagai ilmu yang berdiri sendiri[1].
Psikologi terbagi menjadi dua, yaitu
psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah psikologi yang
menguraikan dan memahami kegiatan-kegiatan psikis pada umumnya, sedangkan
psikologi khusus, yaitu psikologi yang menguraikan dan menyelidiki segi-segi
khusus daripada kegiatan manusia. Yang termasuk kedalam psikologi khusus adalah
psikologi perkembangan.
Psikologi perkembangan adalah ilmu
yang mempelajari tentang perilaku manusia semenjak ia lahir sampai proses
kedewasaan. Psikologi ini juga mempelajari tentang tingkah laku makhluk hidup,
baik manusia dan hewan.
Dari penjelasan singkat di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya psikologi perkembangan
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kegiatan atau tingkah laku manusia
dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu di dalam mempelajari psikologi perkembangan, diharapkan
kita dapat mengetahui proses perkembangan manusia sejak dini, yaitu sejak
manusia itu lahir sampai proses kedewasaan dari manusia tersebut, agar kita
dapat mengetahui dan mempelajari psikologi perkembangan pada diri kita sendiri
maupun orang lain atau bahkan kepada hewan sekalipun. Disamping itu kita juga
diharapkan kita dapat mengetahui definisi dari psikologi itu sendiri, definisi
dari perkembangan dan kedudukan dari psikologi perkembangan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka terdapat
beberapa masalah yang dapat kita simpulkan diantaranya:
1.
Bagaimanakah sejarah dari psikologi perkembangan itu ?
2.
Apakah definisi dari psikologi ?
3.
Apakah definisi dari perkembangan?
4.
Apakah definisi dari psikologi perkembangan ?
5.
Bagaimanakah kedudukan dari psikologi perkembangan ?
6.
Apakah metode yang digunakan di dalam psikologi
perkembangan ?
7.
Apakah kegunaan mempelajari psikologi perkembangan?
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Psikologi Perkembangan
Secara historis lahirnya psikologi
perkembangan tidak terlepas dari anggapan terhadap objek bahasannya, yakni
manusia dalam berbagai perkembangannya. Sebelum tahun 1750, para ahli ilmu jiwa
menganggap anak adalah miniature orang dewasa, sehingga sikap dan perlakuan
terhadap mereka disamakan dengana sikap dan perlakuan orang dewasa[2].
Di akhir abad ke-18, psikologi
perkembangan berdiri sendiri menjadi suatu ilmu, yang sebelumnya masih menyatu
dengan filsafat. Laahirnya ilmu ini diawali dengan timbulnya aliran Philanthropinisme, suatu paham yang
mencintai sesama manusia terutama terhadap anak-anak. Pendiri aliran ini adalah
Johan Bernhard Basedow (1723-1970)
dari Jerman. Pendapatnya pada aliran ini, adalah :
1. Pengajaran
harus diselaraskan dengan jalan perkembangan anak.
2. Manusia itu
pada dasarnya baik.
3. Pengajaran
harus dimulai dengan bendanya (peragaan).
4. Pengajaran
harus menggembirakan dan menarik[3].
Karena pendapat dari Johan Bernhard
Basedow atau aliran Philanthropinisme
inilah yang mengantarkan lahirnya psikologi perkembangan.
Selain aliran Philanthropinisme terdapat juga tiga
aliran pendidikan yang sangat berpengaruh. Ketiga aliran itu, ialah: Aliran humanisme yang mengutamakan kepribadian
dan perbedaan individu, aliran reformasi
yang lebih mengutamakan metoda pendekatan terhadap perkembangan anak. Pada
Sekolah Dasar digunakan metode memorisasi dan drill, sedangkan pada sekolah
lanjutan digunakan metode gaya bahasa dan susunan kalimat dan indoktrinasi
agama secara ketat. Sedangkan aliran kontra
reformasi mengutamakan pemilihan calon-calon guru kemudian harus
mendapatkan pendidikan yang cukup[4].
Ketiga aliran di atas sama-sama mendukung pendapat dari aliran Philanthropinisme, yang juga menekankan
bahwa perlakuan terhadap anak tidak dapat disamakan dengan perlakuan terhadap
orang dewasa.
B. Definisi
Psikologi
Menurut
bahasa Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata pshye yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu[5]. Jadi,
psikologi dapat disimpulkan sebagai ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala
jiwa dan perilaku manusia.
Secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun menurut Gerungan, ilmu
jiwa berbeda dengan psikologi dalam artinya, yaitu[6]:
1.
Ilmu jiwa itu merupakan istilah bahasa Indonesia
sehari-hari yang dikenal dan digunakan secara luas, sedangkan psikologi
merupakan istilah “scientific”, sehingga
dipergunakannya untuk menunjukkan kepada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak
ilmiah
2.
Ilmu jiwa mengandung arti yang luas daripada istilah
psikologi.
3.
Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan,
tanggapan, tetapi juga segala khayalan dan spekulasi tentang jiwa, sedangkan
psikologi, meliputi ilmu pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh secara
sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi persyaratan yang
dimufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang.
4.
Ilmu jiwa menunjukkan kepada ilmu jiwa pada umumnya,
sedangkan istilah psikilogi menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.
Menurut Sartain dkk menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu tentang
perilaku manusia. Sedangkan menurut Morgan dkk, psikologi adalah ilmu tentang
perilaku manusia dan hewan. Namun penerapan ilmu tersebut pada manusia.
Definisi ini menjelaskan bahwa hasil penelitian tentang perilaku hewan pada
akhirnya adalah digunakan untuk kepentingan memahami perilaku manusia[7].
Menurut
Sumadi Suryabrata
didalam bukunya: “Psikologi Pendidikan”
mengatakan bahwa psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesama manusia, dengan tujuan untuk
dapat memperlakukannya dengan lebih cepat[8].
Sedangkan menurut Rohmalina Wahab, psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
atau membahas tentang gejala-gejala jiwa dan perilaku manusia sebagai gambaran
dari gejala-gejala kejiwaan. Sikap dan tingkah laku adalah gejala yang dapat
dilihat dan dapat dipelajari dari kondisi jiwa yang abstrak[9].
Dari beberapa definisi psikologi
menurut beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah
sebuah ilmu yang mempelajari tentang aktivitas-aktivitas atau gejala-gelaja
psikis yang tercermin dalam perilaku manusia dan hewan yang bersifat abstrak atau
tidak nyata dan penerapannya dilakukan untuk mengatasi problem-problem yang
dialami oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari.
C. Definisi Perkembangan
Antara
perkembangan dan pertumbuhan pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama.
Hanya saja perkembangan lebih banyak dipergunakan mengenai bio-psikis sedang
pertumbuhan biasanya dipergunakan mengenai bio-fisis. Akan tetapi antara
pertumbuhan dan perkembangan itu selalu dalam proses saling bergantungan.
Pada dasarnya perkembangan itu terjadi
pada semua makhluk hidup. Perkembangan adalah sebuah proses tertentu, yaitu
proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali[10]. Para
ahli psikologi mengatakan perkembangan berlangsung secara kontinyu (terus
menerus), yaitu mulainya dari pertemuan ovum dengan sperma secara biologis,
kehidupan manusia dimulai dari pertemuan dari kedua sel tersebut[11].
Perkembangan adalah proses
perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi pshikis dan fisis pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor
lingkungan dan proses belajar dalam jangka waktu tertentu guna menuju
kedewasaan. Perkembangan juga merupakan serangkaian perubahan yang progresif,
berlangsung secara teratur menuju titik kematangan[12].
Menurut
W.S. Winkel
di dalam bukunya “Psikologi Pengajaran”
bahwa perkembangan dapat diartikan sebagai proses berlangsungnya
perubahan-perubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyempurnaan dalam
kepribadiannya[13].
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata,
perkembangan adalah suatu perubahan, perubahan ke arah yang lebih maju, lebih
dewasa[14].
Perkembangan (development) berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi
akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perubahan yang bersifat
kualitatif. Perubahan yang bersifat kualitatif seperti perubahan dari tidak
mengetahui menjadi mengetahui, dari kekanak-kanakan menjadi dewasa.
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh,
mengatakan bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan yang lebih dapat
mencerminkan sifat-sifat mengenai gejala psikologis yang tampak, namun demikian
pertumbuhan fisik sangat mempengaruhi perkembangan psikis seseorang.
Perkembangan juga bersifat kualitatif karena perkembangan menyangkut berbagai
fungsi, baik jasmaniah maupun rohaniah[15].
Sedangkan J.P Chaplin di dalam Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir mengumpulkan
empat arti dari perkembangan, yaitu[16]:
1.
Perubahan yang berkesinambungan dari progresif dalam
organisme, mulai lahir sampai mati.
2.
Pertumbuhan.
3.
Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari
bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional
4.
Kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku
yang tidak dipelajari.
Dari definisi yang telah diberikan di atas maka dapat kita simpulkan
bahwasanya perkembangan adalah suatu proses perubahan yang bersifat kualitatif,
proses yang terjadi pada semua makhluk hidup terutama manusia. Proses
perubahan-perubahan dari kematangan dan pengalaman dalam diri seseorang mulai
dari lahir sampai meninggal dunia, proses perubahan ke arah yang lebih maju dan
lebih dewasa. Yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam
jangka waktu tertentu.
D. Definisi dari Psikologi Perkembangan
Pemahaman diri dan lingkungan
menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
kepentingan dan kebutuhan hidup manusia itu sendiri, disamping dapat juga
membahayakan eksistensinya. Salah satu cabang ilmu pengetahuan tersebut ialah psikologi
perkembangan. Psikologi perkembangan, yaitu cabang psikologi yang khusus
mempelajari perkembangan psikis manusia mulai dari masa dalam kandungan
(pre-natal) hingga masa lanjut usia[17].
Menurut Akmal Hawi, Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang
menyelidiki dan membicarakan tentang perkembangan psikis manusia selaras dengan
pertumbuhan bio-fisiknya, sejak dari kandungan sampai meninggal dunia[18].
Psikologi perkembangan yaitu
ilmu pengetahuan yang mempelajari perkembangan individu sejak dari masa bayi,
bahkan sejak pralahir sampai usia tua, baik perkembangan psikis maupun fisik.
Perkembangan disini tidak terbatas pada tumbuh menjadi lebih besar, melainkan
terdiri dari serangkaian perubahan-perubahan yang progresif dan teratur serta
berpautan yang menuju ke arah kematangan[19].
Sebagai suatu ilmu psikologi perkembangan mempunyai objek pembahasan
tersendiri, yakni semua segi perkembangan manusia yang meliputi: bio-fisik,
pshikis, sosial, intelegensi dan perasaan. Pembahasan dari segi-segi
perkembangan tersebut disesuaikan dengan taraf perkembangan usianya, sebab
masing-masing usia mempunyai tahap dan ciri perkembangan tersendiri.
Menurut Dra. Kartini Kartono di
dalam Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh mengatakan bahwa perkembangan adalah suatu
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa
bayi, anak bermain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens
menjelang dewasa. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh mengatakan
bahwa psikologi perkembangan yaitu suatu cabang dari psikologi yang membahas
tentang gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut perkembangan ataupun
kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut, kiranya dapat
disimpulkan bahwa psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang perkembangan individu sejak dari masa bayi, bahkan sejak pralahir sampai usia tua, baik
perkembangan psikis maupun fisik beserta latar belakang yang
mempengaruhinya.
E. Kedudukan dari Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan mendapat kedudukan khusus dikarenakan setiap
manusia mempunyai karakteristik tertentu dalam setiap perkembangan. Perbedaan
karakteristik dari setiap perkembangan penting untuk dipelajari oleh setiap
orang tua, khususnya para pendidik, Karena jika sebagai pendidik kira tidak
mengetahui karakteristik perkembangan manusia, dapat menimbulkan kekeliruan
dalam perlakuan terhadap anak, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak itu sendiri.
Selain itu juga kedudukan psikologi perkembangan terhadap pendidikan
sangatlah penting sehingga menjadikan guru lebih bijaksana dalam mentransfer
ilmunya. Dengan kata lain kedudukan psikologi perkembangan adalah sebagai ilmu
pengetahuan. Seperti yang telah disampaikan oleh Dra. Nyayu Khodijah dalam
bukunya Psikologi Belajar yang
berbunyi[20]: “Sebagai
sebuah ilmu, psikologi berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan menggunakan
pendekatan ilmiah, yaitu pendekatan yang didasarkan pada hasil penelitian
ilmiah yang dilakukan secara sistematis, berdasarkan pada data empiris, dan
dapat diuji kebenarannya.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kedudukan psikologi perkembangan adalah
sangat khusus didalam proses pendidikan karena jika seorang guru tidak
mengetahui karakteristik anak didiknya, guru akan merasa kesulitan untuk
membimbing anak kearah yang lebih baik. Disamping itu juga kedudukan psikologi
perkembangan adalah sebagai ilmu pengetahuan sehingga sangatlah penting dapat
menjadikan guru lebih bijaksana dalam mentransfer ilmunya.
F. Metode
yang Digunakan Dalam Psikologi Perkembangan
Teknik dan cara penyelidikan yang
dipakai di dalam psikologi perkembangan pada dasarnya sama saja dengan cara
penelitian yang digunakan dalam ilmu pengetahuan yang lainnya, sehingga banyak
cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian di dalam ilmu ini,
antara lain[21]:
1. Metode eksperimen dan test
Penerapan
metode yaitu dengan mengadakan percobaan-percobaan kepada seorang anak untuk
selanjutnya disimpulkan hasilnya. Biasanya dilakukan percobaan ulang untuk
mendapatkan hasil untuk dicocokkan dengan hasil pertama (di test), melalui standar atau
ukuran-ukuran tertentu. Metode ini pernah dilakukan oleh A. Binet, A. Gesell,
Simon, dll.
2. Metode klinis
Cara
ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh kesimpulan adanya kelainan jiwa
untuk selanjutnya, dapat diberikan pengobatan. Biasanya dilakukan melalui
percakapan, pemberian tugas, permainan. Umunya metode ini digunakan di rumah
sakit bagi pasiennya yang dilakukan oleh para psikiater. Metode ini pernah
dilakukan oleh Jean Piaget.
3. Metode observasi
Metode
ini merupakan metode yang paling dasar dari semua metode yang ada, yaitu
mengadakan pengamatan secara cermat dan sistematis serta membutuhkan adanya
keluwesan tertentu (tidak kaku). Agar semua aktivitas anak yang diselidiki
selalu wajar. Kegiatan ini harus diiringi dengan pencatatan hasil secara teliti
dari gejala yang ada. Metode ini digunakan oleh : Wilhelm Preyer, William Stern
dan istrinya, dll.
4. Metode cross section method
Pelaksanaan metode
ini adalah dengan meneliti seseorang atau sekelompok anak yang setaraf dalam
waktu tertentu untuk selanjtnya hasilnya dibandingkan (disilang) dengan anak
setaraf lainnya, kemudian disimpulkan sebagai wujud hasil akhir penelitian.
Metode ini digunakan oleh Arnold Gesell.
5. Metode longitudinal – method
Metode ini
dilakukan dengan cara meneliti seseorang atau beberapa orang anak tertentu
dimulai dari dalam kandungan, sampai lahir hingga dewasa, tanpa diadakan cross
(silang). Di dalam metode ini perlu diingat akan kemungkinan gangguan
kontinuitas penelitian, antara lain pindah tempat, meninggal dunia, sakit, dll.
Metode ini pernah digunakan oleh Willard C. Olson.
6. Metode interview
Metode
ini sangat lazim dan praktis digunakan oleh para orang tua, pendidik. Untuk
menyelidiki kondisi anak-anak didiknya dengan cara mengadakan Tanya jawab atau
wawancara. Walapun tampak mudah dan sederhana tetapi pada kenyataannya metode
inipun membutuhkan adanya keterampilan tersendiri agar menghindari kesan yang
dibuat-buat, sehingga menyulitkan diperolehnya data yang dikehendaki yakni data
yang asli bukan yang dibuat-buat.
7. Metode questionnaire atau angueto
Penggunaannya
cukup dengan menyodorkan daftar pertanyaan yang sudah disistematisasi
sedemikian rupa dan diselaraskan dengan tujuan penelitian, untuk dapat dijawab
secara tepat dan benar. Selain itu bahasa yang digunakan harus yang dapat
dimengerti oleh anak. Setelah jawaban diperoleh, pekerjaan berikutnya adalah
menarik kesimpulan.
8. Metode collection
Metode
ini dikerjakan dengan mengumpulkan segala sesuatu yang merupakan karya atau
kegemaran anak-anak, antara lain surat-surat harian (diary), karangan, perkangko, lukisan foto, dll. Dari bahan-bahan
tersebut sangat bermanfaat untuk dipelajari dan selanjutnya dianalisis serta
diambil kesimpulan. Kegaitan ini pernah dilakukan oleh J. Sully dan lain-lain.
Setelah menggunakan beberapa metode
di atas sejumlah data yang diperlukan, untuk selanjutnya dianalisis dalam
rangka memperoleh kesimpulan hasil penyelidikan gejala jiwa anak.
Agar dapat diperoleh hasil yang
lebih baik, maka seharusnya penelitian dapat melakukan hal-hal sebagai berikut
:
1. Mampu
mendeskripsikan atau mengasosiasikan keadaan gejala jiwa yang timbul pada diri
anak.
2. Menganalisis
atau menelaah gejala jiwa, tersebut dengan mendasarkan pada teori-teori
psikologi, secara cermat.
3. Menarik kesimpulan, untuk dapat menentukan
alternatif atau cara penyelesaian yang harus segera diambil.
G. Kegunaan mempelajari psikologi
perkembangan
Menurut
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, mengatakan bahwa kegunaan mempelajari psikologi
perkembangan antara lain[22]:
1.
Untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan dan
pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya.
2.
Dapat memunculkan sikap senang bergaul dengan orang
lain terutama anak-anak, remaja dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
3.
Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan
berperilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain.
4.
Khususnya bagi pendidik dapat memahami dan memberikan
bimbingan kepada anak sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga
proses pendidikan akan berjalan dengan
sukses dalam mencapai tujuannya.
Sedangkan H. Paimun, dkk., di dalam buku Psikologi Perkembangan, mengatakan bahwa kegunaan mempelajari
psikologi perkembangan adalah [23]:
1.
Dengan memahami psikologi perkembangan dapat diketahui atau
ditentukan apakah tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat
usianya.
2.
Dapat berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan individu
pada tiap fase perkembangan, agar kita tidak mengharapkan atau menuntut terlalu
tinggi (berat) atau terlalu rendah (ringan) dari seorang individu pada usia
tertentu.
3.
Sebagai bekal untuk dapat mengetahui kapan kita perlu
memberikan stimulus tertentu dan kapan kita tidak boleh memberikan stimulus
tertentu pada tingkat perkembangan tertentu.
4.
Dapat berguna untuk mengadakan persiapan dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi oleh anak, sehingga kita
dapat mempersiapkan diri untuk membimbingnya kearah yang diinginkan agar dapat
mencapai keberhasilan dalam hidupnya kelak.
5.
Dalam bidang pengajaran, psikologi pengajaran sangat
berguna bagi para guru, termasuk guru agama, agar mereka dapat memberikan
materi pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap
tingkat perkembangan tertentu.
Sedangkan menurut saya sendiri kegunaan mempelajari psikologi
perkembangan adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pertumbuhan
anak pada tiap-tiap fasenya dan bagaimana pola tingkah laku anak didik tersebut
apakah sesuai dengan umurnya atau malahan sudah bersikap dewasa. Selain itu
juga untuk dapat mengarahkan anak tersebut untuk dapat berbuat dan berperilaku
yang baik dengan tingkat perkembangan orang lainnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari urai diatas mengenai psikologi perkembangan, maka terdapat beberapa
kesimpulan yang dapat kita ambil diantaranya:
1.
Sejarah psikologi perkembangan, dikarenakan sebelum
tahun 1750, para ahli ilmu jiwa menganggap anak adalah miniature orang dewasa,
sehingga sikap dan perlakuan terhadap mereka disamakan dengana sikap dan
perlakuan orang dewasa.
2.
Psikologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari
aktivitas-aktivitas atau gejala-gelaja psikis yang tercermin dalam perilaku
manusia dan hewan yang bersifat abstrak dan penerapannya dilakukan untuk
mengatasi problem-problem yang dialami oleh manusia di dalam kehidupan
sehari-hari.
3.
Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang
bersifat kualitatif Proses perubahan dari kematangan dan pengalaman dalam diri
seseorang mulai dari lahir sampai meninggal dunia, proses perubahan ke arah
yang lebih maju dan lebih dewasa. Yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
4.
Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang perkembangan individu sejak dari masa bayi, bahkan sejak pralahir sampai usia tua, baik
perkembangan psikis maupun fisik beserta latar belakang yang
mempengaruhinya.
5.
Kedudukan psikologi perkembangan adalah sangat khusus
didalam proses pendidikan. Disamping itu juga kedudukan psikologi perkembangan
adalah sebagai ilmu pengetahuan sehingga sangatlah penting dapat menjadikan
guru lebih bijaksana dalam mentransfer ilmunya.
6.
Metode yang digunakan dalam psikologi perkembangan,
antara lain : metode eksperimen dan test, metode klinis,
metode observasi, metode cross
section method, metode longitudinal –
method , metode interview,
metode questionnaire atau angueto serta metode collection.
7.
Kegunaan mempelajari psikologi perkembangan, adalah :
dapat memunculkan sikap senang bergaul terutama anak-anak, remaja dengan penuh
perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun
masyarakat, dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berperilaku yang
selaras dengan tingkat perkembangan orang lain, selain itu juga bagi pendidik
dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak sesuai dengan taraf
perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan
dengan sukses dalam mencapai tujuannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan
Munawar Sholeh. 2005. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Gerungan, W. A. 1981. Psychologi Sosial. Bandung: PT. Eresco.
Hawi, Akmal. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Palembang: IAIN
Raden Fatah Press.
Khodijah, Nyayu.
2006. Psikologi Belajar. Palembang:
IAIN Raden Fatah Press.
Mujib,
Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2001. Nuansa-nuansa
Psikologi Islam Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Paimun,
dkk. 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Universitas Terbuka, Depdikbud.
Suryabrata,
Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Wahab,
Rohmalina. 2010. Psikologi Agama. Palembang: Grafika
Telindo Press.
Winkel,
W. S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta:
PT Grasindo.
[2] Drs. Akmal Hawi, Op.
Cit., hal. 3.
[3]
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh , Op. Cit.,
hal. 10-11.
[4] Drs. Akmal Hawi, Op.
Cit., hal. 5.
[5]
Dra. Rohmalina
Wahab, Psikologi Agama, (Palembang:
Grafika Telindo Press, 2010), hal. 1
[6] Dr. W.
A. Gerungan, Psychologi Sosial, (Bandung: PT. Eresco, 1981), hal. 1-2
[7]
Dra. Nyayu Khodijah, Op. Cit., hal: 2-3.
[8] Drs. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 1-2.
[9]
Dra. Rohmalina
Wahab, Log. Cit.
[10] Drs. H.
Paimun, dkk., Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud,
1996), hal. 35.
[11]
Dra. Rohmalina
Wahab, Op. Cit., hal. 81.
[12] Drs. Akmal Hawi, Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja, (Palembang:
IAIN Raden Fatah Press, 2005), hal. 10.
[13]
W. S. Winkel,
Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hal. 14.
[14] Drs. Sumadi
Suryabrata, Op. Cit., hal. 170.
[15]
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh , Psikologi
Perkembangan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hal. 7-8.
[16] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir,
Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2001), hal. 91.
[17]
Dra. Nyayu Khodijah, Op. Cit., hal: 9.
[18] Drs. Akmal
Hawi, Op. Cit., hal. 2.
[19] Drs. H. Paimun,
dkk., Op. Cit., hal. 17-18
[20]
Dra. Nyayu Khodijah, Op. Cit., hal: 9.
[21]
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh , Op. Cit.,
hal. 12-14.
[22] Ibid., hal. 14-15.
[23]
H. Paimun, dkk., Op. Cit., hal.
25-26.
1 komentar:
maksih ya blognya sangat membantu. izin copy untuk tugas makalah. dan semoga berkah ilmunya AAMIIN.
Posting Komentar