Jumat, 09 November 2012

Psikologi Perkembangan

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
SEJARAH DAN DEFINISI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

 



DISUSUN OLEH :
AMRINA 

            DOSEN PEMBIMBING:



FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN GPAI SD




 

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
            Segala sesuatu yang hidup di alam ini, senantiasa mengalami proses tumbuh dan berkembang. Salah satunya adalah perkembangan yang dialami oleh manusia. Bila membicarakan tentang manusia, kita tidak dapat terlepas dari mengamati dan memahami tentang proses tumbuh dan berkembang dari manusia dan juga tentang kejiwaan atau psikologi yang dialami oleh masing-masing individu tersebut. Maka dari itulah sangat diperlukan sebuah ilmu yang dapat mempelajari berbagai macam hal mengenai proses berkembangnya masing-masing individu bila dilihat dari kejiwaannya atau psikologinya. Psikologi perkembangan mempelajari tentang perkembangan anak manusia sejak ia lahir sampai proses kedewasaannya. Semakin hari semakin dirasakan pentingnya pengetahuan tentang psikologi perkembangan. Hal ini dikarenakan psikologi perkembangan sangatlah membantu orang tua, guru, serta para psikolog dalam mempelajari berbagai macam perkembangan masing-masing individu.
            Pada awalnya psikologi berkembang dalam bidang filsafat yang dikenal sebagai induk dari berbagai ilmu. Di dalam perkembangannya kemudian, psikologi juga banyak diminati oleh para ahli di bidang kedokteran. Kelompok inilah kemudian yang berjasa menjadikan psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri[1].
            Psikologi terbagi menjadi dua, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah psikologi yang menguraikan dan memahami kegiatan-kegiatan psikis pada umumnya, sedangkan psikologi khusus, yaitu psikologi yang menguraikan dan menyelidiki segi-segi khusus daripada kegiatan manusia. Yang termasuk kedalam psikologi khusus adalah psikologi perkembangan.
            Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia semenjak ia lahir sampai proses kedewasaan. Psikologi ini juga mempelajari tentang tingkah laku makhluk hidup, baik manusia dan hewan.
Dari penjelasan singkat di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kegiatan atau tingkah laku manusia dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu di dalam mempelajari psikologi perkembangan, diharapkan kita dapat mengetahui proses perkembangan manusia sejak dini, yaitu sejak manusia itu lahir sampai proses kedewasaan dari manusia tersebut, agar kita dapat mengetahui dan mempelajari psikologi perkembangan pada diri kita sendiri maupun orang lain atau bahkan kepada hewan sekalipun. Disamping itu kita juga diharapkan kita dapat mengetahui definisi dari psikologi itu sendiri, definisi dari perkembangan dan kedudukan dari psikologi perkembangan.

B. Rumusan Masalah
            Dari uraian di atas maka terdapat beberapa masalah yang dapat kita simpulkan diantaranya:
1.      Bagaimanakah sejarah dari psikologi perkembangan itu ?
2.      Apakah definisi dari psikologi ?
3.      Apakah definisi dari perkembangan?
4.      Apakah definisi dari psikologi perkembangan ?
5.      Bagaimanakah kedudukan dari psikologi perkembangan ?
6.      Apakah metode yang digunakan di dalam psikologi perkembangan ?
7.      Apakah kegunaan mempelajari psikologi perkembangan?







PEMBAHASAN
A.  Sejarah Psikologi Perkembangan
            Secara historis lahirnya psikologi perkembangan tidak terlepas dari anggapan terhadap objek bahasannya, yakni manusia dalam berbagai perkembangannya. Sebelum tahun 1750, para ahli ilmu jiwa menganggap anak adalah miniature orang dewasa, sehingga sikap dan perlakuan terhadap mereka disamakan dengana sikap dan perlakuan orang dewasa[2].
            Di akhir abad ke-18, psikologi perkembangan berdiri sendiri menjadi suatu ilmu, yang sebelumnya masih menyatu dengan filsafat. Laahirnya ilmu ini diawali dengan timbulnya aliran Philanthropinisme, suatu paham yang mencintai sesama manusia terutama terhadap anak-anak. Pendiri aliran ini adalah Johan Bernhard Basedow (1723-1970) dari Jerman. Pendapatnya pada aliran ini, adalah :
1. Pengajaran harus diselaraskan dengan jalan perkembangan anak.
2. Manusia itu pada dasarnya baik.
3. Pengajaran harus dimulai dengan bendanya (peragaan).
4. Pengajaran harus menggembirakan dan menarik[3].
Karena pendapat dari Johan Bernhard Basedow atau aliran Philanthropinisme inilah yang mengantarkan lahirnya psikologi perkembangan.
Selain aliran Philanthropinisme terdapat juga tiga aliran pendidikan yang sangat berpengaruh. Ketiga aliran itu, ialah: Aliran humanisme yang mengutamakan kepribadian dan perbedaan individu, aliran reformasi yang lebih mengutamakan metoda pendekatan terhadap perkembangan anak. Pada Sekolah Dasar digunakan metode memorisasi dan drill, sedangkan pada sekolah lanjutan digunakan metode gaya bahasa dan susunan kalimat dan indoktrinasi agama secara ketat. Sedangkan aliran kontra reformasi mengutamakan pemilihan calon-calon guru kemudian harus mendapatkan pendidikan yang cukup[4].

Ketiga aliran di atas sama-sama mendukung pendapat dari aliran Philanthropinisme, yang juga menekankan bahwa perlakuan terhadap anak tidak dapat disamakan dengan perlakuan terhadap orang dewasa.

B. Definisi Psikologi
            Menurut bahasa Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata pshye yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu[5]. Jadi, psikologi dapat disimpulkan sebagai ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa dan perilaku manusia.
Secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun menurut Gerungan, ilmu jiwa berbeda dengan psikologi dalam artinya, yaitu[6]:
1.      Ilmu jiwa itu merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari yang dikenal dan digunakan secara luas, sedangkan psikologi merupakan istilah “scientific”, sehingga dipergunakannya untuk menunjukkan kepada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmiah
2.      Ilmu jiwa mengandung arti yang luas daripada istilah psikologi.
3.      Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, tetapi juga segala khayalan dan spekulasi tentang jiwa, sedangkan psikologi, meliputi ilmu pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi persyaratan yang dimufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang.
4.      Ilmu jiwa menunjukkan kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan istilah psikilogi menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.

Menurut Sartain dkk menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu tentang perilaku manusia. Sedangkan menurut Morgan dkk, psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia dan hewan. Namun penerapan ilmu tersebut pada manusia. Definisi ini menjelaskan bahwa hasil penelitian tentang perilaku hewan pada akhirnya adalah digunakan untuk kepentingan memahami perilaku manusia[7].
            Menurut Sumadi Suryabrata didalam bukunya: “Psikologi Pendidikan”  mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesama manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya dengan lebih cepat[8]. Sedangkan menurut Rohmalina Wahab, psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari atau membahas tentang gejala-gejala jiwa dan perilaku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan. Sikap dan tingkah laku adalah gejala yang dapat dilihat dan dapat dipelajari dari kondisi jiwa yang abstrak[9].
            Dari beberapa definisi psikologi menurut beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang aktivitas-aktivitas atau gejala-gelaja psikis yang tercermin dalam perilaku manusia dan hewan yang bersifat abstrak atau tidak nyata dan penerapannya dilakukan untuk mengatasi problem-problem yang dialami oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari.

C. Definisi Perkembangan
            Antara perkembangan dan pertumbuhan pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama. Hanya saja perkembangan lebih banyak dipergunakan mengenai bio-psikis sedang pertumbuhan biasanya dipergunakan mengenai bio-fisis. Akan tetapi antara pertumbuhan dan perkembangan itu selalu dalam proses saling bergantungan.
            Pada dasarnya perkembangan itu terjadi pada semua makhluk hidup. Perkembangan adalah sebuah proses tertentu, yaitu proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali[10]. Para ahli psikologi mengatakan perkembangan berlangsung secara kontinyu (terus menerus), yaitu mulainya dari pertemuan ovum dengan sperma secara biologis, kehidupan manusia dimulai dari pertemuan dari kedua sel tersebut[11].
            Perkembangan adalah proses perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi pshikis dan fisis pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam jangka waktu tertentu guna menuju kedewasaan. Perkembangan juga merupakan serangkaian perubahan yang progresif, berlangsung secara teratur menuju titik kematangan[12].
            Menurut W.S. Winkel di dalam bukunya “Psikologi Pengajaran” bahwa perkembangan dapat diartikan sebagai proses berlangsungnya perubahan-perubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyempurnaan dalam kepribadiannya[13].
            Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata, perkembangan adalah suatu perubahan, perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa[14].
            Perkembangan (development) berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perubahan yang bersifat kualitatif. Perubahan yang bersifat kualitatif seperti perubahan dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari kekanak-kanakan menjadi dewasa.
            Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, mengatakan bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan yang lebih dapat mencerminkan sifat-sifat mengenai gejala psikologis yang tampak, namun demikian pertumbuhan fisik sangat mempengaruhi perkembangan psikis seseorang. Perkembangan juga bersifat kualitatif karena perkembangan menyangkut berbagai fungsi, baik jasmaniah maupun rohaniah[15].
Sedangkan J.P Chaplin di dalam Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir mengumpulkan empat arti dari perkembangan, yaitu[16]:
1.      Perubahan yang berkesinambungan dari progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati.
2.      Pertumbuhan.
3.      Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional
4.      Kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Dari definisi yang telah diberikan di atas maka dapat kita simpulkan bahwasanya perkembangan adalah suatu proses perubahan yang bersifat kualitatif, proses yang terjadi pada semua makhluk hidup terutama manusia. Proses perubahan-perubahan dari kematangan dan pengalaman dalam diri seseorang mulai dari lahir sampai meninggal dunia, proses perubahan ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa. Yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam jangka waktu tertentu.

D. Definisi dari Psikologi Perkembangan
            Pemahaman diri dan lingkungan menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kepentingan dan kebutuhan hidup manusia itu sendiri, disamping dapat juga membahayakan eksistensinya. Salah satu cabang ilmu pengetahuan tersebut ialah psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan, yaitu cabang psikologi yang khusus mempelajari perkembangan psikis manusia mulai dari masa dalam kandungan (pre-natal) hingga masa lanjut usia[17].
Menurut Akmal Hawi, Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang menyelidiki dan membicarakan tentang perkembangan psikis manusia selaras dengan pertumbuhan bio-fisiknya, sejak dari kandungan sampai meninggal dunia[18].
Psikologi perkembangan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari perkembangan individu sejak dari masa bayi, bahkan sejak pralahir sampai usia tua, baik perkembangan psikis maupun fisik. Perkembangan disini tidak terbatas pada tumbuh menjadi lebih besar, melainkan terdiri dari serangkaian perubahan-perubahan yang progresif dan teratur serta berpautan yang menuju ke arah kematangan[19]. Sebagai suatu ilmu psikologi perkembangan mempunyai objek pembahasan tersendiri, yakni semua segi perkembangan manusia yang meliputi: bio-fisik, pshikis, sosial, intelegensi dan perasaan. Pembahasan dari segi-segi perkembangan tersebut disesuaikan dengan taraf perkembangan usianya, sebab masing-masing usia mempunyai tahap dan ciri perkembangan tersendiri.
Menurut Dra. Kartini Kartono di dalam Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh mengatakan bahwa perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak bermain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh mengatakan bahwa psikologi perkembangan yaitu suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut perkembangan ataupun kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut, kiranya dapat disimpulkan bahwa psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perkembangan individu sejak dari masa bayi, bahkan sejak pralahir sampai usia tua, baik perkembangan psikis maupun fisik beserta latar belakang yang mempengaruhinya.

E.  Kedudukan dari Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan mendapat kedudukan khusus dikarenakan setiap manusia mempunyai karakteristik tertentu dalam setiap perkembangan. Perbedaan karakteristik dari setiap perkembangan penting untuk dipelajari oleh setiap orang tua, khususnya para pendidik, Karena jika sebagai pendidik kira tidak mengetahui karakteristik perkembangan manusia, dapat menimbulkan kekeliruan dalam perlakuan terhadap anak, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.
Selain itu juga kedudukan psikologi perkembangan terhadap pendidikan sangatlah penting sehingga menjadikan guru lebih bijaksana dalam mentransfer ilmunya. Dengan kata lain kedudukan psikologi perkembangan adalah sebagai ilmu pengetahuan. Seperti yang telah disampaikan oleh Dra. Nyayu Khodijah dalam bukunya Psikologi Belajar yang berbunyi[20]: “Sebagai sebuah ilmu, psikologi berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan menggunakan pendekatan ilmiah, yaitu pendekatan yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah yang dilakukan secara sistematis, berdasarkan pada data empiris, dan dapat diuji kebenarannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kedudukan psikologi perkembangan adalah sangat khusus didalam proses pendidikan karena jika seorang guru tidak mengetahui karakteristik anak didiknya, guru akan merasa kesulitan untuk membimbing anak kearah yang lebih baik. Disamping itu juga kedudukan psikologi perkembangan adalah sebagai ilmu pengetahuan sehingga sangatlah penting dapat menjadikan guru lebih bijaksana dalam mentransfer ilmunya.

F.  Metode yang Digunakan Dalam Psikologi Perkembangan
            Teknik dan cara penyelidikan yang dipakai di dalam psikologi perkembangan pada dasarnya sama saja dengan cara penelitian yang digunakan dalam ilmu pengetahuan yang lainnya, sehingga banyak cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian di dalam ilmu ini, antara lain[21]:
1. Metode eksperimen dan test
            Penerapan metode yaitu dengan mengadakan percobaan-percobaan kepada seorang anak untuk selanjutnya disimpulkan hasilnya. Biasanya dilakukan percobaan ulang untuk mendapatkan hasil untuk dicocokkan dengan hasil pertama (di test), melalui standar atau ukuran-ukuran tertentu. Metode ini pernah dilakukan oleh A. Binet, A. Gesell, Simon, dll.

2. Metode klinis
            Cara ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh kesimpulan adanya kelainan jiwa untuk selanjutnya, dapat diberikan pengobatan. Biasanya dilakukan melalui percakapan, pemberian tugas, permainan. Umunya metode ini digunakan di rumah sakit bagi pasiennya yang dilakukan oleh para psikiater. Metode ini pernah dilakukan oleh Jean Piaget.



3. Metode observasi
            Metode ini merupakan metode yang paling dasar dari semua metode yang ada, yaitu mengadakan pengamatan secara cermat dan sistematis serta membutuhkan adanya keluwesan tertentu (tidak kaku). Agar semua aktivitas anak yang diselidiki selalu wajar. Kegiatan ini harus diiringi dengan pencatatan hasil secara teliti dari gejala yang ada. Metode ini digunakan oleh : Wilhelm Preyer, William Stern dan istrinya, dll.

4. Metode cross section method
            Pelaksanaan metode ini adalah dengan meneliti seseorang atau sekelompok anak yang setaraf dalam waktu tertentu untuk selanjtnya hasilnya dibandingkan (disilang) dengan anak setaraf lainnya, kemudian disimpulkan sebagai wujud hasil akhir penelitian. Metode ini digunakan oleh Arnold Gesell.

5. Metode longitudinal – method
Metode ini dilakukan dengan cara meneliti seseorang atau beberapa orang anak tertentu dimulai dari dalam kandungan, sampai lahir hingga dewasa, tanpa diadakan cross (silang). Di dalam metode ini perlu diingat akan kemungkinan gangguan kontinuitas penelitian, antara lain pindah tempat, meninggal dunia, sakit, dll. Metode ini pernah digunakan oleh Willard C. Olson.

6. Metode interview
            Metode ini sangat lazim dan praktis digunakan oleh para orang tua, pendidik. Untuk menyelidiki kondisi anak-anak didiknya dengan cara mengadakan Tanya jawab atau wawancara. Walapun tampak mudah dan sederhana tetapi pada kenyataannya metode inipun membutuhkan adanya keterampilan tersendiri agar menghindari kesan yang dibuat-buat, sehingga menyulitkan diperolehnya data yang dikehendaki yakni data yang asli bukan yang dibuat-buat.

7. Metode questionnaire atau angueto
            Penggunaannya cukup dengan menyodorkan daftar pertanyaan yang sudah disistematisasi sedemikian rupa dan diselaraskan dengan tujuan penelitian, untuk dapat dijawab secara tepat dan benar. Selain itu bahasa yang digunakan harus yang dapat dimengerti oleh anak. Setelah jawaban diperoleh, pekerjaan berikutnya adalah menarik kesimpulan.

8. Metode collection
            Metode ini dikerjakan dengan mengumpulkan segala sesuatu yang merupakan karya atau kegemaran anak-anak, antara lain surat-surat harian (diary), karangan, perkangko, lukisan foto, dll. Dari bahan-bahan tersebut sangat bermanfaat untuk dipelajari dan selanjutnya dianalisis serta diambil kesimpulan. Kegaitan ini pernah dilakukan oleh J. Sully dan lain-lain.

            Setelah menggunakan beberapa metode di atas sejumlah data yang diperlukan, untuk selanjutnya dianalisis dalam rangka memperoleh kesimpulan hasil penyelidikan gejala jiwa anak.
            Agar dapat diperoleh hasil yang lebih baik, maka seharusnya penelitian dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.  Mampu mendeskripsikan atau mengasosiasikan keadaan gejala jiwa yang timbul pada diri anak.
2.  Menganalisis atau menelaah gejala jiwa, tersebut dengan mendasarkan pada teori-teori psikologi, secara cermat.
3. Menarik kesimpulan, untuk dapat menentukan alternatif atau cara penyelesaian yang harus segera diambil.

G. Kegunaan mempelajari psikologi perkembangan
            Menurut Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, mengatakan bahwa kegunaan mempelajari psikologi perkembangan antara lain[22]:
1.      Untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya.
2.      Dapat memunculkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama anak-anak, remaja dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
3.      Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berperilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain.
4.      Khususnya bagi pendidik dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan  sukses dalam mencapai tujuannya.

Sedangkan H. Paimun, dkk., di dalam buku Psikologi Perkembangan, mengatakan bahwa kegunaan mempelajari psikologi perkembangan adalah [23]:
1.      Dengan memahami psikologi perkembangan dapat diketahui atau ditentukan apakah tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usianya.
2.      Dapat berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan individu pada tiap fase perkembangan, agar kita tidak mengharapkan atau menuntut terlalu tinggi (berat) atau terlalu rendah (ringan) dari seorang individu pada usia tertentu.
3.      Sebagai bekal untuk dapat mengetahui kapan kita perlu memberikan stimulus tertentu dan kapan kita tidak boleh memberikan stimulus tertentu pada tingkat perkembangan tertentu.
4.      Dapat berguna untuk mengadakan persiapan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi oleh anak, sehingga kita dapat mempersiapkan diri untuk membimbingnya kearah yang diinginkan agar dapat mencapai keberhasilan dalam hidupnya kelak.
5.      Dalam bidang pengajaran, psikologi pengajaran sangat berguna bagi para guru, termasuk guru agama, agar mereka dapat memberikan materi pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.

Sedangkan menurut saya sendiri kegunaan mempelajari psikologi perkembangan adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya dan bagaimana pola tingkah laku anak didik tersebut apakah sesuai dengan umurnya atau malahan sudah bersikap dewasa. Selain itu juga untuk dapat mengarahkan anak tersebut untuk dapat berbuat dan berperilaku yang baik dengan tingkat perkembangan orang lainnya.













PENUTUP
Kesimpulan
Dari urai diatas mengenai psikologi perkembangan, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil diantaranya:
1.      Sejarah psikologi perkembangan, dikarenakan sebelum tahun 1750, para ahli ilmu jiwa menganggap anak adalah miniature orang dewasa, sehingga sikap dan perlakuan terhadap mereka disamakan dengana sikap dan perlakuan orang dewasa.
2.      Psikologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas atau gejala-gelaja psikis yang tercermin dalam perilaku manusia dan hewan yang bersifat abstrak dan penerapannya dilakukan untuk mengatasi problem-problem yang dialami oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang bersifat kualitatif Proses perubahan dari kematangan dan pengalaman dalam diri seseorang mulai dari lahir sampai meninggal dunia, proses perubahan ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa. Yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
4.      Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perkembangan individu sejak dari masa bayi, bahkan sejak pralahir sampai usia tua, baik perkembangan psikis maupun fisik beserta latar belakang yang mempengaruhinya.
5.      Kedudukan psikologi perkembangan adalah sangat khusus didalam proses pendidikan. Disamping itu juga kedudukan psikologi perkembangan adalah sebagai ilmu pengetahuan sehingga sangatlah penting dapat menjadikan guru lebih bijaksana dalam mentransfer ilmunya.
6.      Metode yang digunakan dalam psikologi perkembangan, antara lain : metode eksperimen dan test,  metode klinis,  metode observasi, metode cross section method, metode longitudinal – method ,  metode interview, metode questionnaire atau angueto serta  metode collection.
7.      Kegunaan mempelajari psikologi perkembangan, adalah : dapat memunculkan sikap senang bergaul terutama anak-anak, remaja dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat, dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berperilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain, selain itu juga bagi pendidik dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan  sukses dalam mencapai tujuannya.





















DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu  dan Munawar Sholeh.   2005.  Psikologi Perkembangan. Jakarta:  PT.
Rineka Cipta.
Gerungan, W. A. 1981. Psychologi Sosial. Bandung: PT. Eresco.
Hawi, Akmal. 2005.  Psikologi  Perkembangan Anak  dan  Remaja. Palembang: IAIN
Raden Fatah Press.
Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2001. Nuansa-nuansa Psikologi Islam Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Paimun, dkk. 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. 
Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Wahab, Rohmalina. 2010. Psikologi Agama. Palembang: Grafika Telindo Press.
Winkel, W. S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.      


[1] Dra. Nyayu  Khodijah, Psikologi Belajar, (Palembang: IAIN Raden  Fatah  Press, 2006), hal: 10.
[2] Drs. Akmal Hawi, Op. Cit., hal. 3.
[3] Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh , Op. Cit., hal. 10-11.
[4] Drs. Akmal Hawi, Op. Cit., hal. 5.
[5] Dra. Rohmalina Wahab, Psikologi Agama, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2010), hal. 1 
[6] Dr. W. A. Gerungan, Psychologi Sosial, (Bandung: PT. Eresco, 1981),  hal. 1-2
[7] Dra. Nyayu Khodijah, Op. Cit., hal: 2-3.
[8] Drs. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 1-2.
[9] Dra. Rohmalina Wahab, Log. Cit. 
[10] Drs. H. Paimun, dkk., Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1996), hal. 35. 
[11] Dra. Rohmalina Wahab, Op. Cit., hal. 81.
[12] Drs. Akmal Hawi, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2005), hal. 10.
[13] W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hal. 14.
[14] Drs. Sumadi Suryabrata, Op. Cit.,  hal. 170.
[15] Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh , Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hal. 7-8.
[16] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), hal. 91.
[17] Dra. Nyayu Khodijah, Op. Cit., hal: 9. 
[18] Drs. Akmal Hawi, Op. Cit., hal. 2.
[19] Drs. H. Paimun, dkk., Op. Cit.,  hal. 17-18
[20] Dra. Nyayu Khodijah, Op. Cit., hal: 9. 
[21] Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh , Op. Cit., hal. 12-14.
[22] Ibid., hal. 14-15.
[23] H. Paimun, dkk., Op. Cit., hal. 25-26.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

maksih ya blognya sangat membantu. izin copy untuk tugas makalah. dan semoga berkah ilmunya AAMIIN.