PROPOSAL
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM MENGATASI MASALAH SISWA BERKESULITAN BELAJAR PENDIDIKAAN AGAMA ISLAM
DI
SD TRI SAKTI
Diajukan Sebagai Tugas Pada
Mata Kuliah Praktik Penelitian Pendidikan
Oleh:
Lidia Salsabillah
Dosen Pembimbing :
PGPAI SD
FAKULTAS TARBIYAH
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan
adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat
penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat,
maupun bangsa dan Negara.
Pendidikan adalah usaha
sadar untuk mengembangkan kpribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maupun sesuai dengan tujuan pendidikan
Islam.
Tujuan pendidikan Islam
menurut Rahman Sholeh yaitu memberikan bantuan kepada manusia yang belum dewasa,
supaya cakap menyelesaikan tugas hidupnya yang diridhoi Allah SWT. Sehingga
terjalinlah kebahagiaan dunia akhirat atas kuasanya sendiri.
Menurut Athiyah
Al-Abrasyi, pembentukkan moral yang tinggi adalah tujuan-tujuan utama dari
pendidikan Islam.
Pendidikan Islam pada
hakikatnya ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh dan tunduk
kepada Allah serta menjauhi larangan-Nya. Sehingga ia dapat berbahagia hidupnya
lahir bathin, dunia akhirat.
Dalam pendidikan
terjadinya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama, proses belajar mengajar
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Kehadiran guru dalam
proses belajar mengajar memegang peranan penting dalam proses pembelajaran guru
memegang peranan sebagai sutradara sekaligus sebagai aktor. Artinya guru
bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Ada tiga
tugas dan tanggung jawab guru, yaitu (a) sebagai pengajar, (b) sebagai
pembimbing, (c) sebagai administrator kelas.
Guru sebagai pengajar
dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar,
disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan di ajarkan. Guru sebagai
pembimbing bertugas memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah
yang dihadapinya. Sementara guru sebagai administrator merupakan jalinan antara
ketatalaksanaan bidang pengajaran.
Dalam proses pembelajaran
tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan atau mentransfer ilmu atau bahan
pelajaran kepada peserta didik. Guru sebagai pendidik dituntut untuk
bertanggungjawab atas perkembangan peserta didik. Karena itu guru dalam
pembelajaran harus memperhatikan kemampuan peserta didik secara individual,
agar dapat membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Kenyataan yang
kita jumpai bahwa tidak semua peserta didik mampu menguasai bahan pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain, guru dalam mengajar sering
menjumpai peserta didik yang berkesulitan dalam belajar. Karena itu guru
ditunut memiliki kemampuan mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar.
Berdasarkan penjelasan
tentang peranan guru maka dapat dinyatakan bahwa seorang guru tidak hanya
sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing bagi siswa yang bermasalah
dalam kehidupannya baik masalah dalam belajar maupun masalah yang datang dari
keluarga sehingga dapat menyebabkan siswa tersebut mengalami kesulitan dalam
belajar.
Kesulitan yang mereka
hadapi ini merupakan problema yang menjadikan siswa terhambat dalam memahami,
menghayati dan mengaplikasikan atau dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar
mereka terhadap mata pelajaran yang mereka pelajari dan tidak terkecuali pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Khusus pada mata pelajaran PAI
tidak jarang siswa kesulitan dalam memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai
agama sehingga para siswa belum dapat menerapkan nilai-nilai agama yang
dipelajarinya dalam perilaku sehari-hari. Diantara contoh yang menunjukkan
kesulitan tersebut, yakni anak tidak memiliki motivasi belajar, anak tidak
bersemangat dalam belajar, anak terlalu banyak bermain-main baik dirumah maupun
dilingkungannya. Selin itu, dalam belajar banyak sekali faktor yang
mempengaruhinya seperti:
a.
Panjangnya bahan pelajaran
Panjangnya bahan
pelajaran berhubungan dengan jumlah bahan pelajaran. Semakin panjang bahan
pelajaran, semakin panjang pula waktu yang diperlukan oleh individu untuk
mempelajarinya. Bahan yang terlalu panjang atau terlalu banyak dapat
menyebabkan kesulitan individu dalam belajar. Kesulitan belajar individu itu
tidak semata-mata karena panjangnya waktu untuk belajar. Melainkan lebih
berhubungan dengan faktor kelelahan serta kejemuan si pelajar dalam menghadapi
atau mengerjakan bahan yang banyak itu. Dengan bahan yang terlalu panjang atau
banyak, hal ini membutuhkan waktu yang panjang pula dalam mempelajarinya.
b.
Kesulitan bahan pelajaran
Tiap-tiap bahan
pelajaran mengandung tingkat kesulitan yang berbeda. Tingkat kesulitan bahan
pelajaran mempengaruhi kecepatan
pelajar. Makin sulit sesuatu bahan pelajaran, makin lambatlah orang
mempelajarinya. Sebaliknya, semakin mudah bahan pelajaran, makin cepatlah orang
dalam mempelajarinya.
c.
Berat ringannya tugas
Mengenai berat atau
ringannya suatu tugas, hal ini erat hubungannya dengan tingkat kemampuan
individu. Tugas yang sama, kesukarannya berbeda bagi masing-masing individu.
Hal ini disebabakan Karena kapasitas intelektual serta pengalaman mereka tidak
sama. Boleh jadi pula, berat ringannya suatu tugas berhubungan dengan usia
individu, ini berarti bahwa kematangan individu ikut menjadi indikator atas
berat atau ringannya tugas bagi individu yang bersangkutan.
d.
Suasana lingkungan eksternal
Suasana lingkungan eksternal
menyangkut banyak hal, antara lain: cuaca (suhu udara, mendung, hujan,
kelembaban), waktu (pagi, siang, sore, petang, malam), kondisi tempat
(kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik kelas, ketenangan, kegaduhan),
penerangan (berlampu, bersinar matahari, gelap, remang-remang) dan sebagainya.
Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas
belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya.
Secara teoritis, dalam
proses pembelajaran baik di sekolah maupun di masyarakat terdapat beberapa
faktor yang dapat dianggap sebagai penyebab munculnya kesulitan siswa belajar
dalam kelas. Menurut Slameto terdapat dua faktor utama penyebab siswa mengalami
kesulitan dalam belajar, yakni faktor interen dan faktor ekstern.
Faktor intern yang
menghambat siswa dalam belajar yakni terbagi ke dalam tiga macam: pertama,
faktor kelengkapan jasmaniah, seperti kesehatan, cacat tubuh, dan lain-lain. Kedua,
faktor psikologis sperti intelegensia, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan, dan kesiapan. Ketiga, faktor kelelahan yang dapat
mengakibatkan siswa malas belajar. Kemudian faktor psikologis juga besar
pengaruhnya terhadap kemajuan belajar seperti intelegensi, yaitu bila kondisi
kemampuan kecerdasan siswa rendah, maka biasanya siswa seperti ini akan banyak
mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran dari para gurunya.
Selain itu juga siswa yang mengalami perhatian dan minat
belajar yang rendah pada mata pelajaran tertentu, maka hal ini juga dapat
menyebabkan siswa sulit dalam memahami pelajaran. Faktor kelelahan juga sangat
berpengaruh terhadap kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Siswa yang lelah
jasmani dan rohaninya biasanya melakukan aktivitas belajar dengan sangat
terpaksa. Hal ini dikarenakan siswa menghadapi kegiatan pembelajaran dengan
berat dan tidak dapat focus atau konsentrasi dalam pelajarannya.
Selain faktor intern,
menurut Slameto faktor ekstern juga memiliki pengaruh yang besar dalam
mengakibatkan kesulitan dalam belajar. Faktor ekstern ini terdiri dari berbagai
lingkungan pendidikan yang berada di luar diri peserta didik, seperti
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Faktor keluarga dapat
mengakibatkan anak sulit dalam belajar apabila kondisi rumah tersebut gaduh,
ramai, semrawut, apalagi suatu rumah tangga yang sering cekcok. Kondisi rumah
seperti ini akan membuat siswa tidak dapat konsentrasi dalam belajar dan
menyebabkan mereka tidak memungkinkan dapat menerima pelajaran dengan baik dan
sungguh-sungguh.
Faktor lingkungan
sekolah yang tidak mendukung dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa juga
berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa. Keterbatasan sarana belajar
seperti alat tulis, buku pelajaran, media, alat peraga dan lain-lain dapat
menyebabkan kegiatan belajar mereka terhambat dan sulit bagi mereka memahami
pelajaran. Selanjutnya lingkungan sekolah yang tidak mendorong semangat
kompetitif siswa dalam meningkatkan prestasi belajar juga menyebabkan siswa
tidak termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Sebagai contoh tidak adanya
pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi, tidak adanya lomba
berptrestasi, tidak adanya lomba siswa pengunjung perpustakaan terbanyak, tidak
adanya kegiatan penelusuran minat dan bakat siswa dibidang seni, olah raga,
keterampilan ilmu agama, dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan
tentang faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa di sekolah sebagaimana yang dinyatakan di atas, maka secara garis besar
faktor-faktor tersebut diantaranya adalah masalah kondisi rumah tangga yang
selalu ribut dan sering bertengkar antara suami dan isteri serta anak-anak di
dalam keluarga dapat menyebabkan siswa tidak dapat belajar dengan serious, baik
dirumah maupun disekolah.
Menurut Slameto, selain
pengaruh pergaulan dalam masyarakat, pengaruh media juga sangat besar
pengaruhnya dalam menyebabkan siswa malas belajar. Demikian juga di sekolah
beberapa faktor juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa, seperti metode
guru dalam mengajar yang monoton, kurikulum yang terlalu padat, interaksi
antara guru dan murid yang kurang kondusif, tingkat penerapan kedisiplinan di
sekolah yang rendah, juga diyaakini sebagai penyebab mengapa siswa banyak yang
mengalami kesulitan belajar.
Selanjutnya Blassic dan
jones juga mengatakan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
adalah peserta didik yang memiliki intelegensi normal, tetapi menunjukkan satu
atau beberapa kekurangan yang penting dalam proses belajar, baik dalam
persepsi, ingatan, perhatian ataupun dalam fungsi motoriknya. Dengan kata lain,
bahwa peserta didik dikatakan mengalami kesulitan belajar bila prestasi belajar
yang dicapai tidak sesuai dengan kapasitas intelegensinya. Dengan demikian
kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh peserta didik yang intelegensinya
rendah.
Jadi kesulitan belajar
yang dialami peserta didik tidak selalu disebabakan oleh intelegensi atau angka
kecerdasannya yang rendah. Kesulitan atau hambatan belajar yang dialami oleh
peserta didik dapat bersal dari faktor fisiologik, psikologik, instrument dan
lingkungan belajar. Kesulitan atau hambatan yang dialami peserta didik dalam
proses belajar akan memepengaruhi prestasi atau hasil belajar yang dicapai.
Dengan demikian ternyata
faktor penyebab siswa berkesulitan dalam belajar tidak hanya berasal dari faktor
internal siswa, tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor dari luar seperti
keadaan keluarga yang tidak harmonis, lingkungan sekolah yang bermasalah,
lingkungan masyarakat yang tidak mendukung, cuaca yang terkadang tidak menentu
untuk memungkinkan terjadinya belajar yang maksimal.
Dari realita tersebut,
maka peneliti dapat menarik sebuah pemikiran bahwasannya, realita yang terjadi
tersebut pasti ada penyababnya dan ketika berada dirumah orang tualah yang
berperan penting dalam mengantisipasi permasalahan tersebut. Maka timbulah dari
benak peneliti untuk meneliti hal tersebut. Dengan judul: Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Mengatasi Masalah siswa Berkesulitan Belajar Pendidikan
Agama Islam Di SD Tri Sakti.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, maka berikut ini dirumuskan pokok-pokok masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini:
1.
Kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa
dalam proses belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Tri Sakti?
2.
Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan guru
untuk mengatasi masalah kesulitan belajar siswa di SD Tri Sakti?
C.
Tujuan dan Keguanaan Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a.
Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa dalam proses belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
b.
Untuk mengetahui alternatif yang dilakukan guru
dalam mengatasi permasalahan kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Tri Sakti.
2.
Kegunaan Penelitian
a.
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi pedoman bagi instansi pendidikan, khususnya SD Tri Sakti.
b.
Secara praktis, penelitian ini dapat dimanfaatkan
langsung untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi
permasalahan kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Tri Sakti.
D.
Tinjauan Pustaka
Setelah diadakan
penelitian pada daftar anotasi Skripsi di perpustakaan Institut dan
perpustakaan Tarbiyah sudah ada yang membahas namun judul pokok pada
permasalahan berbeda dengan proposal yang akan penulis angkat, oleh karena itu
saya tertarik untuk membahas Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi
Masalah Belajar Bagi siswa Berkesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri
Patwa
Dalam skripsi padhilah
yang berjudul: Peran Orang Tua Dalam Membantu Kesulitan Belajar Siswa Di SLTP
Negeri 2 Jejawi Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir Fakultas Tarbiyah
Tahun 2008. Inti dari skripsi ini adalah mengungkap dan memaparkan secara jelas
tentang peran orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar sangat penting sekali
untuk membantu kesulitan belajar siswa, oleh karena itu orang tua sangat
menyadari betapa pentingnya perhatian orang tua untuk perkembangan anaknya.
Skripsi Junika Andriyani
yang berjudul: Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa pada
Pelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Negeri 1 Petaling Kecamatan Mendo Barat
Kabupaten Bangka Tahun 2009, inti dari skripsi ini adalah bentuk-bentuk
kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Yaitu kekurangan
pemahaman tentang symbol, nilai tempat, penggunaan proses yang keliru,
perhitungan dan tulisan yang tidak dapat dibaca.
Selanjutnya Skripsi Hj.
Asiah yang berjudul: Profesionalisme Guru Agama Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palembang Tahun 2009. Yang
intinya adalah kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa MIN 1 Palembang
anntara lain: belum dimilikinya sarana belajar yang memadai seperti buku
pelajaran yang lengkap, masih rendahnya motivasi dalam belajar, masih rendahnya
minat dalam belajar dirumah (membuat PR), rendahnyaa kemampuan dalam menyerap
materi pelajaran, kesulitan dalam mengaplikasikan materi PAI dalam kehidupan
sehari-hari, sulit dalam memahami metode guru dalam mengajar, serta masih
sebagian dari siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur’an dengan baik, dan
kesulitan dalam menghapal ayat-ayat al-Qur’an.
E.
Kerangka Teori
Setiap siswa pada
prinsipnya diharapkan menunjukkan kinerja akademik adan mencapai prestasi
belajar yang optimal.akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa masing-masing
siswa memiliki perbedaan baik dalam hal kemampuan fisik, kemampuan intelektual,
latar belakang keluarga, dan strategi belajar. Sehingga tidak semua siswa dapat
berkinerja dan berprestasi secara optimal.
Dari sinilah kemudian
timbul apa yang disebut dengan masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar
biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar
yang dicapai oleh siswa. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan
dengan munculnya kelainan perilaku pada siswa seperti suka berteriak-teriak
didlam kelas, mengganggu teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan
sering minggat dari sekolah. Faktor penyebab kesulitan belajar secara garis
besar ada dua macam yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri pelajar yaitu meliputi:
a.
kemampuan intelektual
b.
afeksi seperti perasaan dan percaya diri
c.
motivasi
d.
kematangan untuk belajar
e.
usia
f.
jenis kelamin
g.
kebiasaan belajar
h.
kemampuan mengingat
i.
kemampuan penginderaan seperti melihat,
mendengarkan, dan merasakan (Fontana,
1981).
2.
faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari
luar diri pelajar meliputi faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi peruses
pembelajaran yang meliputi:
a.
guru
b.
kualitas pembelajaran
c.
instrument atau fasilitas pembelajaran baik yang
berupa hardware maupun software serta lingkungan, baik lingkungan
sosial maupun lingkungan alam.
F.
Definisi Operasional
Upaya yaitu suatu usaha
yang dilakukan seseorang yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu.
Guru Pendidikan Agama
Islam yaitu seseorang yang mendidik, membimbing, mengajarkan dan mengarahkan, juga
membina akhlakul karimah siswa dan mampu mentransferkan ilmunya kepada yang
membutuhkan serta mengamalkannya kepada orang lain dengan syariat Islam.
Mengatasi masalah yaitu
suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk memecahkan suatu masalah atau
mencari jalan keluar dari masalah
tersebut untuk perubahan yang lebih baik.
Berkesulitan diartikan
sebagai keadaan siswa mengalami kesulitan dalam keadaan tertentu atau dalam
keadaan belajar, seperti memahami pelajaran, menangkap materi yang dijelaskan
oleh guru, menghafal pelajaran, mengungkapkan pendapat tentang materi yang
dipelajari dan keadaan yang membuat siswa tidak bisa belajar dengan semestinya.
Sedangkan belajar adalah
suatu kegiatan peserta didik dalam menerima dan menanggapi materi pelajaran.
G.
Metodologi Penelitian
1.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini akan
membahas dan memaparkan prsoalan-persoalan yang berkaitan dengan upaya guru
Pendidikan Agama Islam mengatasi masalah siswa berkesulitan belajar, khususnya
pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam oleh karena itu jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriftif kualitatif. Selanjutnya untuk membahas
data-data dilakukan pendekatan kualitatif. Sehingga pengolahan dan
penyajian data hasil penelitian dengan bentuk deskriftif kualitatif.
2.
Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data
Adapun jenis data dalam
penelitian adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu
data yang berupa keterangan siswa berkesulitan dalam belajar Pendidikan Agama
Islam, kesulitan ini meliputi kesulitan dalam memahami pelajaran yang
diberiikan oleh guru, kesulitan dalam menghafal pelajaran yang menekankan pada
hafalan seperti ayat-ayat al-Qur’an maupun hadits. Data kuantitatif yaitu data
tentang angka-angka misalnya, nilai siswa pada mata pelajaran PAI, jumlah
siswa, jumlah guru dan sarana serta prasarana sekolah.
b.
Sumber Data
Sumber data dalam
penelitian ini adalah sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yakni data yang diperoleh langsung dari guru
dan siswa. Sedagkan sumber data sekunder adalah data yang berasal atau dihimpun
dari dokumen sekolah, serta dari buku-buku literature yang memuat informasi
terkait dengan permasalahan ini.
3.
Metode Pengumpulan data
Adapun jenis metode yang
digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah:
a.
Observasi
Observasi yang digunakan
dalam rangka untuk mengamati kondisi objektif lokasi yang diteliti. Adapun data
yang dikumpulkan dengan observasi ini adalah proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, cara mengajar dan berkomunikasi dengan siswa, sikap siswa ketika
dikelas, keadaan kelas dan sarana prasarana sekolah.
b.
Wawancara
Teknik wawancara adalah
wawancara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung mengenai kondisi umum SDN Patwa Lempuing OKI,
sejarah berdirinya, sejarah perkembangannya, keadaan lingkungan, pelaksanaan
proses belajar mengajar, materi pelajaran. Wawancara ini ditujukan kepada
kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam, dan siswa yang tujuannya adalah
untuk mengetahui masalah mengapa siswa berkesulitan dalam belajar dan bagaimana
guru Pendidikan Agama Islam mengatasi masalah siswa yang berkesulitan belajar
PAI.
c.
Studi Dokumentsi
Teknik ini digunakan
untuk mendapatkan data mengenai jumlah siswa, jumlah guru, keadaan fasilitas
sekolah, kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan keadaan sekolah.
4.
Analisa Data
Untuk menganalisa data
yang diperoleh dalam penelitian ini dan sebagai usaha untuk menarik kesimpulan,
maka data yang terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan analisa deskriftif
kualitatif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: pertama, dilakukan
pereduksian data yaitu merangkum, memilih hal yang pokok-pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting.
kedua, penyajian data atau mendisplaykan data berarti dapat dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya.
dan ketiga verifikasi data adalah penarikan kesimpulan.
H.
Sistematika Pembahasan
Bab
pertama merupakan bagian pendahuluan yang berisi
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, definisi operasional, metodologi
penelitian dan sistematika pembhasan.
Bab
kedua membahas landasan teori yang terdiri dari pengertian
Pendidikan Agama Islam, fungsi dan tujuan pendidikan agama Islam, pengertian
Guru Pendidikan Agama Islam, pengertian belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa.
Bab
ketiga menurut tentang profil SD Negeri Patwa Kecamatan Teluk
Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir yang meliputi: sejarah pendidikan SDN Patwa
Lempuing OKI, identitas SDN, visi, misi, tujuan dan motto, data guru dan
pegawai, rekapitulasi data siswa, data sarana adan prasarana sekolah, dan
struktur organisasi.
Bab
keempat membahas dan menganalisa mengenai upaya guru
Agama Islam dalam mengatasi siswa berkesulitan belajar Pendidikan Agama Islam
di SD Negeri Patwa Lempuing OKI yang
terdiri dari: analisis tentang proses belajar siswa yang berkesulitan belajar, faktor
penyebab timbulnya siswa berkesulitan belajar, alternatif guru Pendidikan Agama
Islam dalam mengatasi masalah bagi siswa yang berkesulitan belajar Pendidikan
Agama Islam.
Bab
kelima yang berisi kesimpulan dan saran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar