Sabtu, 10 November 2012

Praktek Penelitian Pendidikan


PROPOSAL
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENGATASI MASALAH SISWA BERKESULITAN BELAJAR PENDIDIKAAN AGAMA ISLAM 
DI SD TRI SAKTI




 






Diajukan Sebagai Tugas Pada
Mata Kuliah Praktik Penelitian Pendidikan

Oleh:
Lidia Salsabillah


Dosen Pembimbing :



PGPAI SD
FAKULTAS TARBIYAH




PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat, maupun bangsa dan Negara.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kpribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maupun sesuai dengan tujuan pendidikan Islam.
Tujuan pendidikan Islam menurut Rahman Sholeh yaitu memberikan bantuan kepada manusia yang belum dewasa, supaya cakap menyelesaikan tugas hidupnya yang diridhoi Allah SWT. Sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia akhirat atas kuasanya sendiri.
Menurut Athiyah Al-Abrasyi, pembentukkan moral yang tinggi adalah tujuan-tujuan utama dari pendidikan Islam. 
Pendidikan Islam pada hakikatnya ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh dan tunduk kepada Allah serta menjauhi larangan-Nya. Sehingga ia dapat berbahagia hidupnya lahir bathin, dunia akhirat.
Dalam pendidikan terjadinya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama, proses belajar mengajar mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar memegang peranan penting dalam proses pembelajaran guru memegang peranan sebagai sutradara sekaligus sebagai aktor. Artinya guru bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Ada tiga tugas dan tanggung jawab guru, yaitu (a) sebagai pengajar, (b) sebagai pembimbing, (c) sebagai administrator kelas.
Guru sebagai pengajar dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan di ajarkan. Guru sebagai pembimbing bertugas memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Sementara guru sebagai administrator merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran.
Dalam proses pembelajaran tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan atau mentransfer ilmu atau bahan pelajaran kepada peserta didik. Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggungjawab atas perkembangan peserta didik. Karena itu guru dalam pembelajaran harus memperhatikan kemampuan peserta didik secara individual, agar dapat membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Kenyataan yang kita jumpai bahwa tidak semua peserta didik mampu menguasai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain, guru dalam mengajar sering menjumpai peserta didik yang berkesulitan dalam belajar. Karena itu guru ditunut memiliki kemampuan mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Berdasarkan penjelasan tentang peranan guru maka dapat dinyatakan bahwa seorang guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing bagi siswa yang bermasalah dalam kehidupannya baik masalah dalam belajar maupun masalah yang datang dari keluarga sehingga dapat menyebabkan siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar.
Kesulitan yang mereka hadapi ini merupakan problema yang menjadikan siswa terhambat dalam memahami, menghayati dan mengaplikasikan atau dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar mereka terhadap mata pelajaran yang mereka pelajari dan tidak terkecuali pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Khusus pada mata pelajaran PAI tidak jarang siswa kesulitan dalam memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai agama sehingga para siswa belum dapat menerapkan nilai-nilai agama yang dipelajarinya dalam perilaku sehari-hari. Diantara contoh yang menunjukkan kesulitan tersebut, yakni anak tidak memiliki motivasi belajar, anak tidak bersemangat dalam belajar, anak terlalu banyak bermain-main baik dirumah maupun dilingkungannya. Selin itu, dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhinya seperti:

a.       Panjangnya bahan pelajaran
Panjangnya bahan pelajaran berhubungan dengan jumlah bahan pelajaran. Semakin panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang diperlukan oleh individu untuk mempelajarinya. Bahan yang terlalu panjang atau terlalu banyak dapat menyebabkan kesulitan individu dalam belajar. Kesulitan belajar individu itu tidak semata-mata karena panjangnya waktu untuk belajar. Melainkan lebih berhubungan dengan faktor kelelahan serta kejemuan si pelajar dalam menghadapi atau mengerjakan bahan yang banyak itu. Dengan bahan yang terlalu panjang atau banyak, hal ini membutuhkan waktu yang panjang pula dalam mempelajarinya.
b.      Kesulitan bahan pelajaran
Tiap-tiap bahan pelajaran mengandung tingkat kesulitan yang berbeda. Tingkat kesulitan bahan pelajaran mempengaruhi  kecepatan pelajar. Makin sulit sesuatu bahan pelajaran, makin lambatlah orang mempelajarinya. Sebaliknya, semakin mudah bahan pelajaran, makin cepatlah orang dalam mempelajarinya.
c.       Berat ringannya tugas
Mengenai berat atau ringannya suatu tugas, hal ini erat hubungannya dengan tingkat kemampuan individu. Tugas yang sama, kesukarannya berbeda bagi masing-masing individu. Hal ini disebabakan Karena kapasitas intelektual serta pengalaman mereka tidak sama. Boleh jadi pula, berat ringannya suatu tugas berhubungan dengan usia individu, ini berarti bahwa kematangan individu ikut menjadi indikator atas berat atau ringannya tugas bagi individu yang bersangkutan.
d.      Suasana lingkungan eksternal
Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal, antara lain: cuaca (suhu udara, mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore, petang, malam), kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik kelas, ketenangan, kegaduhan), penerangan (berlampu, bersinar matahari, gelap, remang-remang) dan sebagainya. Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya.
Secara teoritis, dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di masyarakat terdapat beberapa faktor yang dapat dianggap sebagai penyebab munculnya kesulitan siswa belajar dalam kelas. Menurut Slameto terdapat dua faktor utama penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar, yakni faktor interen dan faktor ekstern.
Faktor intern yang menghambat siswa dalam belajar yakni terbagi ke dalam tiga macam: pertama, faktor kelengkapan jasmaniah, seperti kesehatan, cacat tubuh, dan lain-lain. Kedua, faktor psikologis sperti intelegensia, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. Ketiga, faktor kelelahan yang dapat mengakibatkan siswa malas belajar. Kemudian faktor psikologis juga besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar seperti intelegensi, yaitu bila kondisi kemampuan kecerdasan siswa rendah, maka biasanya siswa seperti ini akan banyak mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran dari para gurunya.
Selain itu juga  siswa yang mengalami perhatian dan minat belajar yang rendah pada mata pelajaran tertentu, maka hal ini juga dapat menyebabkan siswa sulit dalam memahami pelajaran. Faktor kelelahan juga sangat berpengaruh terhadap kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Siswa yang lelah jasmani dan rohaninya biasanya melakukan aktivitas belajar dengan sangat terpaksa. Hal ini dikarenakan siswa menghadapi kegiatan pembelajaran dengan berat dan tidak dapat focus atau konsentrasi dalam pelajarannya.
Selain faktor intern, menurut Slameto faktor ekstern juga memiliki pengaruh yang besar dalam mengakibatkan kesulitan dalam belajar. Faktor ekstern ini terdiri dari berbagai lingkungan pendidikan yang berada di luar diri peserta didik, seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Faktor keluarga dapat mengakibatkan anak sulit dalam belajar apabila kondisi rumah tersebut gaduh, ramai, semrawut, apalagi suatu rumah tangga yang sering cekcok. Kondisi rumah seperti ini akan membuat siswa tidak dapat konsentrasi dalam belajar dan menyebabkan mereka tidak memungkinkan dapat menerima pelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh.
Faktor lingkungan sekolah yang tidak mendukung dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa juga berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa. Keterbatasan sarana belajar seperti alat tulis, buku pelajaran, media, alat peraga dan lain-lain dapat menyebabkan kegiatan belajar mereka terhambat dan sulit bagi mereka memahami pelajaran. Selanjutnya lingkungan sekolah yang tidak mendorong semangat kompetitif siswa dalam meningkatkan prestasi belajar juga menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Sebagai contoh tidak adanya pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi, tidak adanya lomba berptrestasi, tidak adanya lomba siswa pengunjung perpustakaan terbanyak, tidak adanya kegiatan penelusuran minat dan bakat siswa dibidang seni, olah raga, keterampilan ilmu agama, dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa di sekolah sebagaimana yang dinyatakan di atas, maka secara garis besar faktor-faktor tersebut diantaranya adalah masalah kondisi rumah tangga yang selalu ribut dan sering bertengkar antara suami dan isteri serta anak-anak di dalam keluarga dapat menyebabkan siswa tidak dapat belajar dengan serious, baik dirumah maupun disekolah.
Menurut Slameto, selain pengaruh pergaulan dalam masyarakat, pengaruh media juga sangat besar pengaruhnya dalam menyebabkan siswa malas belajar. Demikian juga di sekolah beberapa faktor juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa, seperti metode guru dalam mengajar yang monoton, kurikulum yang terlalu padat, interaksi antara guru dan murid yang kurang kondusif, tingkat penerapan kedisiplinan di sekolah yang rendah, juga diyaakini sebagai penyebab mengapa siswa banyak yang mengalami kesulitan belajar.
Selanjutnya Blassic dan jones juga mengatakan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah peserta didik yang memiliki intelegensi normal, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan yang penting dalam proses belajar, baik dalam persepsi, ingatan, perhatian ataupun dalam fungsi motoriknya. Dengan kata lain, bahwa peserta didik dikatakan mengalami kesulitan belajar bila prestasi belajar yang dicapai tidak sesuai dengan kapasitas intelegensinya. Dengan demikian kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh peserta didik yang intelegensinya rendah.
Jadi kesulitan belajar yang dialami peserta didik tidak selalu disebabakan oleh intelegensi atau angka kecerdasannya yang rendah. Kesulitan atau hambatan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat bersal dari faktor fisiologik, psikologik, instrument dan lingkungan belajar. Kesulitan atau hambatan yang dialami peserta didik dalam proses belajar akan memepengaruhi prestasi atau hasil belajar yang dicapai.
Dengan demikian ternyata faktor penyebab siswa berkesulitan dalam belajar tidak hanya berasal dari faktor internal siswa, tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor dari luar seperti keadaan keluarga yang tidak harmonis, lingkungan sekolah yang bermasalah, lingkungan masyarakat yang tidak mendukung, cuaca yang terkadang tidak menentu untuk memungkinkan terjadinya belajar yang maksimal.
Dari realita tersebut, maka peneliti dapat menarik sebuah pemikiran bahwasannya, realita yang terjadi tersebut pasti ada penyababnya dan ketika berada dirumah orang tualah yang berperan penting dalam mengantisipasi permasalahan tersebut. Maka timbulah dari benak peneliti untuk meneliti hal tersebut. Dengan judul: Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Masalah siswa Berkesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam Di SD Tri Sakti.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka berikut ini dirumuskan pokok-pokok masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini:
1.      Kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam proses belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Tri Sakti?
2.      Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah kesulitan belajar siswa di SD Tri Sakti?

C.     Tujuan dan Keguanaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
b.      Untuk mengetahui alternatif yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Tri Sakti.

2.      Kegunaan Penelitian
a.       Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi instansi pendidikan, khususnya SD Tri Sakti.
b.      Secara praktis, penelitian ini dapat dimanfaatkan langsung untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Tri Sakti.

D.    Tinjauan Pustaka
Setelah diadakan penelitian pada daftar anotasi Skripsi di perpustakaan Institut dan perpustakaan Tarbiyah sudah ada yang membahas namun judul pokok pada permasalahan berbeda dengan proposal yang akan penulis angkat, oleh karena itu saya tertarik untuk membahas Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Masalah Belajar Bagi siswa Berkesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri Patwa
Dalam skripsi padhilah yang berjudul: Peran Orang Tua Dalam Membantu Kesulitan Belajar Siswa Di SLTP Negeri 2 Jejawi Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir Fakultas Tarbiyah Tahun 2008. Inti dari skripsi ini adalah mengungkap dan memaparkan secara jelas tentang peran orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar sangat penting sekali untuk membantu kesulitan belajar siswa, oleh karena itu orang tua sangat menyadari betapa pentingnya perhatian orang tua untuk perkembangan anaknya.
Skripsi Junika Andriyani yang berjudul: Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa pada Pelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Negeri 1 Petaling Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka Tahun 2009, inti dari skripsi ini adalah bentuk-bentuk kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Yaitu kekurangan pemahaman tentang symbol, nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, perhitungan dan tulisan yang tidak dapat dibaca.
Selanjutnya Skripsi Hj. Asiah yang berjudul: Profesionalisme Guru Agama Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palembang Tahun 2009. Yang intinya adalah kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa MIN 1 Palembang anntara lain: belum dimilikinya sarana belajar yang memadai seperti buku pelajaran yang lengkap, masih rendahnya motivasi dalam belajar, masih rendahnya minat dalam belajar dirumah (membuat PR), rendahnyaa kemampuan dalam menyerap materi pelajaran, kesulitan dalam mengaplikasikan materi PAI dalam kehidupan sehari-hari, sulit dalam memahami metode guru dalam mengajar, serta masih sebagian dari siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur’an dengan baik, dan kesulitan dalam menghapal ayat-ayat al-Qur’an.

E.     Kerangka Teori
Setiap siswa pada prinsipnya diharapkan menunjukkan kinerja akademik adan mencapai prestasi belajar yang optimal.akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa masing-masing siswa memiliki perbedaan baik dalam hal kemampuan fisik, kemampuan intelektual, latar belakang keluarga, dan strategi belajar. Sehingga tidak semua siswa dapat berkinerja dan berprestasi secara optimal.
Dari sinilah kemudian timbul apa yang disebut dengan masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku pada siswa seperti suka berteriak-teriak didlam kelas, mengganggu teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah. Faktor penyebab kesulitan belajar secara garis besar ada dua macam yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
1.      Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yaitu meliputi:
a.       kemampuan intelektual
b.      afeksi seperti perasaan dan percaya diri
c.       motivasi
d.      kematangan untuk belajar
e.       usia
f.        jenis kelamin
g.       kebiasaan belajar
h.       kemampuan mengingat
i.         kemampuan penginderaan seperti melihat, mendengarkan, dan merasakan (Fontana, 1981).
2.      faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri pelajar meliputi faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi peruses pembelajaran yang meliputi:
a.       guru
b.      kualitas pembelajaran
c.       instrument atau fasilitas pembelajaran baik yang berupa hardware maupun software serta lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.

F.      Definisi Operasional
Upaya yaitu suatu usaha yang dilakukan seseorang yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu.
Guru Pendidikan Agama Islam yaitu seseorang yang mendidik, membimbing, mengajarkan dan mengarahkan, juga membina akhlakul karimah siswa dan mampu mentransferkan ilmunya kepada yang membutuhkan serta mengamalkannya kepada orang lain dengan syariat Islam.
Mengatasi masalah yaitu suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk memecahkan suatu masalah atau mencari jalan keluar  dari masalah tersebut untuk perubahan yang lebih baik.
Berkesulitan diartikan sebagai keadaan siswa mengalami kesulitan dalam keadaan tertentu atau dalam keadaan belajar, seperti memahami pelajaran, menangkap materi yang dijelaskan oleh guru, menghafal pelajaran, mengungkapkan pendapat tentang materi yang dipelajari dan keadaan yang membuat siswa tidak bisa belajar dengan semestinya.
Sedangkan belajar adalah suatu kegiatan peserta didik dalam menerima dan menanggapi materi pelajaran.

G.    Metodologi Penelitian
1.      Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini akan membahas dan memaparkan prsoalan-persoalan yang berkaitan dengan upaya guru Pendidikan Agama Islam mengatasi masalah siswa berkesulitan belajar, khususnya pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam oleh karena itu jenis penelitian ini adalah penelitian deskriftif kualitatif. Selanjutnya untuk membahas data-data dilakukan pendekatan kualitatif. Sehingga pengolahan dan penyajian data hasil penelitian dengan bentuk deskriftif kualitatif.
2.      Jenis dan Sumber Data
a.      Jenis Data
Adapun jenis data dalam penelitian adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berupa keterangan siswa berkesulitan dalam belajar Pendidikan Agama Islam, kesulitan ini meliputi kesulitan dalam memahami pelajaran yang diberiikan oleh guru, kesulitan dalam menghafal pelajaran yang menekankan pada hafalan seperti ayat-ayat al-Qur’an maupun hadits. Data kuantitatif yaitu data tentang angka-angka misalnya, nilai siswa pada mata pelajaran PAI, jumlah siswa, jumlah guru dan sarana serta prasarana sekolah.
b.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer  yakni data yang diperoleh langsung dari guru dan siswa. Sedagkan sumber data sekunder adalah data yang berasal atau dihimpun dari dokumen sekolah, serta dari buku-buku literature yang memuat informasi terkait dengan permasalahan ini.
3.      Metode Pengumpulan data
Adapun jenis metode yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah:
a.      Observasi
Observasi yang digunakan dalam rangka untuk mengamati kondisi objektif lokasi yang diteliti. Adapun data yang dikumpulkan dengan observasi ini adalah proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, cara mengajar dan berkomunikasi dengan siswa, sikap siswa ketika dikelas, keadaan kelas dan sarana prasarana sekolah.
b.      Wawancara
Teknik wawancara adalah wawancara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung mengenai kondisi umum SDN Patwa Lempuing OKI, sejarah berdirinya, sejarah perkembangannya, keadaan lingkungan, pelaksanaan proses belajar mengajar, materi pelajaran. Wawancara ini ditujukan kepada kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam, dan siswa yang tujuannya adalah untuk mengetahui masalah mengapa siswa berkesulitan dalam belajar dan bagaimana guru Pendidikan Agama Islam mengatasi masalah siswa yang berkesulitan belajar PAI.
c.       Studi Dokumentsi
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai jumlah siswa, jumlah guru, keadaan fasilitas sekolah, kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan keadaan sekolah.
4.      Analisa Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian ini dan sebagai usaha untuk menarik kesimpulan, maka data yang terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan analisa deskriftif kualitatif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: pertama, dilakukan pereduksian data yaitu merangkum, memilih hal yang pokok-pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. kedua, penyajian data atau mendisplaykan data berarti dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. dan ketiga verifikasi data adalah penarikan kesimpulan.

H.    Sistematika Pembahasan
Bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, definisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika pembhasan.
Bab kedua membahas landasan teori yang terdiri dari pengertian Pendidikan Agama Islam, fungsi dan tujuan pendidikan agama Islam, pengertian Guru Pendidikan Agama Islam, pengertian belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa.
Bab ketiga menurut tentang profil SD Negeri Patwa Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir yang meliputi: sejarah pendidikan SDN Patwa Lempuing OKI, identitas SDN, visi, misi, tujuan dan motto, data guru dan pegawai, rekapitulasi data siswa, data sarana adan prasarana sekolah, dan struktur organisasi.
Bab keempat membahas dan menganalisa mengenai upaya guru Agama Islam dalam mengatasi siswa berkesulitan belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Patwa Lempuing OKI  yang terdiri dari: analisis tentang proses belajar siswa yang berkesulitan belajar, faktor penyebab timbulnya siswa berkesulitan belajar, alternatif guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi masalah bagi siswa yang berkesulitan belajar Pendidikan Agama Islam.
Bab kelima yang berisi kesimpulan dan saran.

Tidak ada komentar: